Ijen Masih Membara, Perputaran Ekonomi Lumpuh Total

SULIT DIPADAMKAN: Angin kencang semakin meratakan persebaran api hingga kawasan Merapi Ungup-Ungup. Foto diambil pukul 19.00 tadi malam dari Agro Wisata Tamansuruh. 

RADAR BANYUWANGI/RABA
SULIT DIPADAMKAN: Kobaran api terus meluas. Angin kencang semakin meratakan persebaran api hingga kawasan Merapi Ungup-Ungup. Foto diambil pukul 19.00 tadi malam dari Agro Wisata Tamansuruh.

MIKUL SELANG AIR: Anggota TNI, polisi, Satpol PP, Basarnas, BPBD, dan relawan bahu-membahu memadamkan api di dekat Paltuding, kemarin.



 Kebakaran Gunung Ranti dan Ijen berdampak terhadap aktivitas wisata. Pendakian tutup, wisatawan tak mau datang. Dampak kebakaran juga dirasakan para pekerja angkut belerang dan jasa troli wisatawan.

FREDY RIZKIJawa Pos Radar Banyuwangi

Tiga orang penambang belerang dan guide Ijen  tertunduk lesu di dekat puing-puing bangunan timbangan belerang milik PT Candi Ngrimbi yang ludes dilalap api. Mereka mencari sisa troli yang masih layak untuk digunakan. Maklum, sebagian besar troli yang ada hangus terbakar.

”Semua ludes. Tiga warung terbakar, sama lokasi istirahat para penambang juga hangus. Tadi ada banyak penambang yang datang mengambil troli yang masih bisa dipakai. Kalau begini tidak bisa kerja,” ujar Cipto, salah seorang penyedia jasa troli di Ijen.
   
Pasca Ijen terbakar hebat Minggu kemarin (20/10), seluruh aktivitas perekonomian dan jasa troli dihentikan. Cipto mengaku bingung apa yang harus dikerjakan agar dapurnya tetap ngebul. Alih-alih cepat bisa kerja lagi, Cipto pun turun membantu pemadaman api. Dengan harapan geliat ekonomi Ijen bisa segera pulih.

”Saya sudah periksa jalur pendakian sampai atas, semuanya terbakar kecuali kantin di Pos Bunder. Sepertinya susah dilalui karena asap dan api masih ada di sekitar jalur pendakian. Padahal hari ini saya dapat pesanan tamu dari Pertamina,” ungkapnya.

Bagian Administrasi dan Keuangan PT Candi Ngrimbi Virga membenarkan, sejak Ijen terbakar pihaknya sudah meminta para penambang untuk libur. Selain pos timbangan sudah terbakar, sangat membahayakan kalau para penambang memaksa naik. Biasanya ada 50 sampai 70 penambang dari total 150 orang yang bekerja.

Dalam sehari, total perusahaanya mengeluarkan uang sampai Rp 15 juta untuk menggaji para penambang tersebut. ”Semua bangunan terbakar, termasuk troli yang dipakai kerja. Sepeda motor milik Tohari ikut terbakar.  Uang tunai Rp 2 juta dan handphone juga hangus,” kata Virga.

Sembari menanti kondisi Ijen membaik, Virga berupaya membantu penambang memperbaiki troli. Pasca kebakaran, sebagian troli bisa diperbaiki. Apalagi alat tersebut juga menjadi sarana untuk membawa belerang dari puncak ke pos timbang. ”Segera kita bangun pos timbang darurat. Kita tidak menyangka pos timbang terbakar. Kemarin sepertinya api hanya ada di sebelah barat,” ungkapnya.

Salah seorang guide TWA Ijen, Suroso, 34, menuturkan, kebakaran Ijen kali ini menjadi yang paling hebat selama 9 tahun terakhir. ”Teman-teman libur kerja semua. Kalau dipaksakan kerja bisa mengancam nyawa,” kata Suroso.

Tak hanya penyedia jasa troli dan penambang, warung-warung yang ada di sekitar Paltuding juga tutup. Hanya satu dua yang masih terlihat melayani para relawan yang betugas memadamkan api. ”Kemarin barang dagangan langsung saya bawa pulang. Semoga kebakaran tidak terlalu lama karena ini mata pencaharian kita,” terang Fauzan, salah seorang pedagang asongan.

Share:

Recent Posts