Denpasar Buka Ruang Kolaborasi Bersama ITB, Soal Ekonomi Kreatif

KOLABORASI: Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra saat menerima akademisi ITB di Kantor Walikota Denpasar, Kamis (31/10). (HUMAS PEMKOT DENPASAR FOR BALI EXPRESS)

DENPASAR, BALI EXPRESS - Keseriusan Pemerintah Kota Denpasar dalam memberikan ruang kreativitas kepada masyarakat ditunjukkan dalam beragam program kreatif. Salah satunya berkolaborasi dengan akademisi dari Institut Teknologi Bandung terkait dengan menciptakan ekosistem ekonomi kreatif yang melibatkan para pelaku usaha.
Kolaborasi ini pun, Kamis (31/10) didiskusikan langsung Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra saat menerima Wakil Dekan Bidang Sumber Daya Sekolah Bisnis Manajemen ITB, Prof. Dr.Aurik Gustomo, S. T., M,T di Ruang Rapat Kantor Walikota Denpasar, Kamis (31/10). Ikut pula Direktur Kemahasiswaan Komite Inkubator Bisnis Sekolah Bisnis Manajemen ITB, Sonny Rustiadi, SE., MBA., PhD., CBAP.

Turut serta mendampingi Walikota Rai Mantra, yakni Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar Ni Nyoman Sri Utari, Ketua Bekraf Denpasar I Putu Yuliartha, dan jajaran OPD terkait lainnya.
Fokus bahasan adalah terkait dengan general kebijakan dari Pemkot Denpasar, khususnya tentang pengurangan penggunaan kantong plastik. Pengembangan UKM menjadi hal penting, karena Bali dikenal sebagai daerah wisata, sehingga pengembangan UKM sangat potensial. Maka pelatihan kemasan ramah lingkungan ini menjadi sangat penting, agar sinergis dengan program Pemkot Denpasar.
Walikota Rai Mantra menyambut baik kolaborasi ini. Baginya pemberdayaan masyarakat melalui social preneurship sangat baik dikembangkan, apalagi optimaliasi kemasan ramah lingkungan. “Kami juga membangun satu gedung khusus untuk memfasilitasi kreativitas anak-anak muda dan pelaku usaha. Jadi ini juga bisa dimanfaatkan bersama Bekraf,” ungkapnya.
Sementara itu, Sonny Rustiadi, SE., MBA., PhD., CBAP mengatakan, pihaknya telah intens berkomunikasi dengan pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar. “Banyak yang sangat baik kami eksekusi di Denpasar. Karena memang fokus kami sama, dan yang terpenting adalah keberlanjutan program dan rencana jangka pendek, menengah dan panjang,” ungkapnya.
Sedangkan Sri Utari mengatakan, hal utama yang akan menjadi agen of change adalah perangkat LDD (Layanan Design Denpasar) dan UKM binaan Pemkot Denpasar. “Intensitas interaksi akan digerakkan, yang bermuara pada komunitas atau sekaa pebisnis yang menjadi pionir kemasan ramah lingkungan ini,” ungkapnya.
Harapannya, segala sesuatunya berjalan lancar dan dapat mewujudkan ekosistem ekonomi kreatif, dan mendukung langkah UKM dalam menciptakan kemasan ramah lingkungan.

Share:

Recent Posts